Jakarta – Mark Mateschitz adalah konglomerat asal Austria yang mendapatkan warisan saham minuman penambah energi ‘Red Bull’.
Forbes mencatat total kekayaan pria berusia 32 tahun ini mencapai US$40 miliar atau sekitar Rp621,3 triliun (asumsi kurs Rp15.532 per dolar AS). Tumpukan hartanya itu membuatnya duduk di peringkat ke-40 orang terkaya di dunia.
Sang ayah, Dietrich Mateschitz, mendirikan Red Bull Gmbh pada 1984. Ia menggandeng pengusaha Chalei Yoovidhya, yang telah lebih dulu memproduksi minuman energi sejenis di Thailand, Kratingdaeng.
Lantas bagaimana sepak terjang Mark sebelum mendapatkan warisan dari sang ayah?
Mark lahir pada 7 Mei 1992. Ia adalah anak tunggal dari pasangan Dietrich Matesschitz dan Anita Gerhardrter. Tak banyak informasi mengenai masa kecil Mark. Maklum, keluarganya jarang disorot media. Mark pun juga lebih kerap menggunakan nama belakang sang ibu dibandingkan nama ayahnya.
Setelah menyelesaikan SMA di Salzburg, Austria, Mark diketahui melanjutkan studi Administrasi Bisnis di Fakultas Ilmu Terapan Universitas Salzburg. Selepas lulus perguruan tinggi, ia mulai terjun ke dunia bisnis dengan bekerja di perusahaan sang ayah.
Di bawah kepemimpinan Dietrich, Red Bull berhasil merajai pasar minuman penambah energi di Eropa dan AS. Perusahaan pun melebarkan sayap ke berbagai industri dengan mendirikan sejumlah anak usaha di bidang musik, sepakbola hingga balap F1.
Selain bekerja di Red Bull, Mark meluncurkan perusahaan produsen minumannya sendiri pada 2018. Perusahaan itu ia beri nama Thalheimer Heilwasser GmbH yang memproduksi bir dan minuman limun menggunakan air yang berasal dari mata air tertua di Austria.
Usai Dietrich meninggal dunia pada 22 Oktober 2022 lalu, Mark mendapat warisan 49 saham Red Bull GmBh. Setelah itu, Mark pelan-pelan melepas jabatan di manajemen dan memilih untuk mengoptimalkan perannya sebagai pemegang saham.
Per 2023, Red Bull berhasil menjual 12,1 juta kaleng minuman berenergi dengan total penjualan mencapai US$10,4 miliar.